Pengantar |
Kamu pasti pernah menonton sebuah film atau sinetron, ya?
Nah, apakah kejadian atau peristiwa yang ada dalam sinetron atau film yang kamu tonton tersebut sama dengan kejadian atau peristiwa yang ada dalam dunia nyata?
Pada dasarnya, film dan sinetron adalah bagian dari drama, atau disebut juga drama modern. Perbedaan antara sinetron/film dan drama hanya pada latar cerita. Latar cerita sebuah drama adalah pentas/panggung, sedangkan latar cerita sinetron atau film adalah tempat yang senyatanya. Jadi, sebuah tiruan kejadian atau peristiwa hidup manusia yang disajikan/dilakonkan di atas pentas atau di tempat yang senyatanya dapat dikatakan sebagai sebuah drama.
Selain sinetron dan film, kita juga pernah mengenal istilah sandiwara atau teater yang juga berhubungan dengan istilah drama. Apakah sandiwara atau teater juga merupakan bagian dari drama? Baiklah, agar kamu dapat lebih memahami sebuah drama, berikut ini akan dipaparkan pengertian drama yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu jenis-jenis drama dan unsur-unsur intrinsik yang dapat membangun sebuah drama.
Agar kamu dapat membedakan istilah-istilah yang berhubungan dengan drama, pahamilah istilah berikut :
- Film adalah lakon atau cerita gambar hidup.
- Sinetron adalah pertunjukan sandiwara (drama) yang dibuat khusus untuk penayangan di media elektronik, seperti televisi.
- Sandiwara adalah pertunjukan lakon atau cerita (yang dimainkan oleh orang); drama; teater; tonil.
- Teater adalah seni drama; sandiwara; pementasan drama sebagai sebuah seni atau profesi; drama.
Pada penjelasan sebelumnya, kita telah mengetahui bahwa sebuah film dan sinetron pada dasarnya juga merupakan sebuah drama. Sebuah drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang dilakonkan. Nah, berikut ini, akan kita lihat pengertian drama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia :
- Komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan.
- Cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater.
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa kejadian pada sebuah drama adalah gambaran kisah kehidupan manusia yang dipentaskan. Karena drama adalah penggambaran kehidupan manusia, tentu ada pelibatan konflik yang akan melahirkan reaksi emosi di dalamnya. Itulah sebabnya mengapa saat kamu menyaksikan adegan demi adegan dalam drama (film, sinetron), secara tidak sadar perasaanmu juga terlibat. Jika aktor/aktris yang menjadi tokoh idolamu bersedih, kamu pun ikut bersedih, bahkan menitikkan air mata. Jika tokoh idolamu senang/gembira, kamu pun akan gembira. Nah, itulah drama.
Jadi, drama adalah salah satu ragam sastra (prosa) yang berbentuk cerita atau kisah yang melibatkan konflik atau emosi dalam bentuk dialog dan gerak yang disusun untuk dipentaskan.
Dalam sebuah pementasan drama terdapat istilah-istilah berikut :
- Adegan merupakan bagian dari babak yang ditandai dengan pergantian formasi atau posisi pemain di atas pentas.
- Aktor adalah pria yang berperan sebagai pelaku dalam pementasan cerita, drama, dsb. di panggung, radio, televisi, atau film.
- Aktris adalah wanita yang berperan sebagai pelaku dalam pementasan cerita, drama, dsb. di panggung, radio, televisi, atau film.
|
-Jenis-jenis Drama |
Jika kamu pernah menonton sinetron atau film, pernahkah kamu menonton sebuah pertunjukan wayang atau lenong? Nah, sinetron, film, wayang, dan lenong juga merupakan drama. Sinetron dan film merupakan jenis drama modern, sedangkan wayang dan lenong merupakan jenis drama klasik. Agar kamu lebih memahaminya, bacalah pembagian drama berikut ini
1. Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu
- Drama Baru/Drama Modern Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan memberikan pendidikan kepada masyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari. Contoh drama baru/modern adalah sinetron, opera, dan film.
- Drama Lama/Drama Klasik
Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istana atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan sebagainya. Contoh drama tradisional/klasik, seperti lenong (pertunjukan sandiwara dengan gambang kromong dari Jakarta), topeng Betawi, dagelan/ketoprak (sandiwara tradisional Jawa dengan iringan musik gamelan, diringi tarian dan tembang), wayang yang dimainkan seorang dalang, dan randai (tarian yang dibawakan oleh sekelompok orang yang berkeliling membentuk lingkaran dan menarikannya sambil bernyanyi dan bertepuk tangan).
2. Drama menurut kandungan isi ceritanya, yaitu
- Drama Komedi Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.
- Drama Tragedi Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.
- Drama Tragedi Komedi Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.
- Opera Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.
- Lelucon/Dagelan Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton.
- Operet / Operette Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.
- Pantomim Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.
- Tablo Tablo adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.
- Passie Passie adalah drama yang mengandung unsur agama/relijius.
- Wayang Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang.
|
| |
-Unsur Intrinsik Drama |
Saat kamu menyaksikan sebuah drama yang dilakonkan, emosimu pun terlibat dalam cerita yang diperankan tersebut. Itu artinya, penulis naskah drama tersebut mampu membangun sebuah cerita menjadi konflik pada masing-masing tokoh sehingga cerita mengalir sebagaimana kejadian sesungguhya. Hal itu tidak terlepas dari kemahiran penulis naskah untuk menghidupkan drama tersebut. Nah, tertarikkah kamu untuk menulis sebuah naskah drama? Untuk dapat menulis naskah drama yang baik dan menarik, diperlukan latihan dan pemahaman tentang unsur-unsur yang dapat membangun sebuah naskah drama. Unsur-unsur tersebut disebut juga dengan unsur intrinsik drama. Unsur-unsur intrinsik drama, yaitu :
Agar kamu lebih memahami setiap unsur-unsur tersebut, perhatikan penjelasan berikut.
1. Alur/Plot
Alur disebut juga plot. Alur adalah jalinan atau rangkaian peristiwa berdasarkan hubungan waktu dan hubungan sebab- akibat. Sebuah alur cerita juga harus menggambarkan jalannya cerita dari awal (pengenalan) sampai akhir (penyelesaian). Alur cerita terjalin dari rangkaian ketiga unsur, yaitu dialog, petunjuk laku, dan latar/setting. Sebuah alur dapat dikelompokkan dalam beberapa tahapan, sebagai berikut.
1.Pengenalan Pengenalan merupakan bagian permulaan pementasan drama, pengenalan para tokoh (terutama tokoh utama), latar pentas, dan pengungkapan masalah yang akan dihadapi penonton.
Perhatikan penggalan teks drama berikut ini! .
2.Pertikaian Setelah tahap pengenalan, drama bergerak menuju pertikaian yaitu pelukisan pelaku yang mulai terlibat ke dalam masalah pokok.
Perhatikan penggalan teks drama berikut ini!
Pada kutipan di atas terlihat bahwa drama sudah mulai masuk ke dalam tahap pertikaian atau konflik. Penggambaran masalah sudah semakin jelas bahwa Trisno sudah membuat karikatur yang mengejek. Kejadian itu berbahaya seperti terlihat pada perkataan Rini pada dialog di atas, yaitu "Bahaya?".
3.Puncak, Pada tahap ini pelaku mulai terlibat dalam masalah-masalah pokok dan keadaan dibina untuk menjadi lebih rumit lagi. Keadaan yang mulai rumit ini, berkembang hingga menjadi krisis. Pada tahap ini penonton dibuat berdebar, penasaran ingin mengetahui penyelesaiannya.
Perhatikan petikan drama berikut ini!
Pada kutipan di atas dapat dilihat bahwa puncak masalah itu adalah Anton tidak menyetujui tindakan Trisno yang mencoba membelanya. Anton menganggap Trisno telah menghinanya, seperti terlihat pada kutipan dialog yang dicetak tebal di atas.
4.Penyelesaian Pada tahap ini dilukiskan bagaimana sebuah drama berakhir dengan penyelesaian yang menggembirakan atau menyedihkan. Bahkan dapat pula diakhiri dengan hal yang bersifat samar sehingga mendorong penonton untuk mengira-ngira dan memikirkan sendiri akhir sebuah cerita.
Perhatikan penggalan teks drama berikut ini!
Pada tahap penyelesaian drama ini dapat dilihat bahwa drama ini berakhir dengan bahagia karena permasalahan karikatur Trisno yang mengejek Pak Kusno akan diselesaikan oleh salah satu guru, seperti kalimat yang dicetak tebal pada kutipan di atas.
2. Perwatakan atau karakter tokoh
Tokoh adalah orang-orang yang berperan dalam drama. Dalam cerita, umumnya terdapat tokoh baik (protagonis) dan tokoh jahat (antagonis). Tokoh-tokoh drama disertai penjelasan mengenai nama, umur, jenis kelamin, ciri-ciri fisik, jabatan, dan keadaan kejiwaannya. Watak tokoh akan jelas terbaca dalam dialog dan catatan samping. Watak tokoh dapat dibaca melalui gerak-gerik, suara, jenis kalimat, dan ungkapan yang digunakan.
Perhatikan penggalan teks drama berikut ini! .
Dari dialog antara Pak Lurah dengan Pak Jagabaya di atas dapat dilihat bahwa perwatakan atau karakter kedua tokoh tersebut langsung diceritakan oleh pengarang, seperti gabungan kata yang tercetak tebal pada teks drama di atas.
3. Dialog
Ciri khas suatu drama adalah naskah tersebut berbentuk percakapan atau dialog. Penulis naskah drama harus memerhatikan pembicaraan yang akan diucapkan. Ragam bahasa dalam dialog antartokoh merupakan ragam lisan yang komunikatif.
Perhatikan penggalan teks drama berikut ini!
Disebut dialog karena percakapan itu minimal dilakukan oleh dua orang. Nah, kutipan teks drama di atas dapat disebut sebagai dialog karena diucapkan secara bergantian oleh tokoh yang bernama Yanti dan Asdiarti. Selain dialog, dalam drama juga dikenal istilah monolog (adegan sandiwara dengan pelaku tunggal yang membawakan percakapan seorang diri; pembicaraan yang dilakukan dengan diri sendiri), prolog (pembukaan atau pengantar naskah yang berisi keterangan atau pendapat pengarang tentang cerita yang akan disajikan), dan epilog (bagian penutup pada karya sastra yang fungsinya menyampaikan intisari atau kesimpulan pengarang mengenai cerita yang disajikan).
4. Petunjuk laku
Petunjuk laku atau catatan pinggir berisi penjelasan kepada pembaca atau para pendukung pementasan mengenai keadaan, suasana, peristiwa, atau perbuatan, tokoh, dan unsur-unsur cerita lainnya. Petunjuk laku sangat diperlukan dalam naskah drama. Petunjuk laku berisi petunjuk teknis tentang tokoh, waktu, suasana, pentas, suara, keluar masuknya aktor atau aktris, keras lemahnya dialog, dan sebagainya. Petunjuk laku ini biasanya ditulis dengan menggunakan huruf yang dicetak miring atau huruf besar semua. Di dalam dialog, petunjuk laku ditulis dengan cara diberi tanda kurung di depan dan di belakang kata atau kalimat yang menjadi petunjuk laku)
Perhatikan petikan drama berikut!
5. Latar atau setting
Latar atau tempat kejadian sering disebut latar cerita. Pada umumnya, latar menyangkut tiga unsur, yaitu tempat, ruang, dan waktu.
Perhatikan penggalan teks drama berikut ini!
Dari penggalan teks drama di atas dapat diketahui bahwa latar cerita tersebut adalah di salah satu ruang yang ada di sekolah. Hal ini ditunjukkan dengan kata-kata tercetak tebal yang menunjukkan bahwa dialog tersebut dilakukan di sebuah kelas.
6. Tema
Tema merupakan gagasan pokok yang terkandung di dalam drama. Tema dikembangkan melalui alur dramatik melalui dialog tokoh-tokohnya. Tema drama misalnya kehidupan, persahabatan, kesedihan, dan kemiskinan.
Perhatikan penggalan teks drama berikut ini
7. Amanat
Dalam karyanya, pengarang pasti menyampaikan sebuah amanat. Amanat merupakan pesan atau nilai-nilai moral yang bermanfaat yang terdapat dalam drama. Amanat dalam drama bisa diungkapkan secara langsung (tersurat), bisa juga tidak langsung atau memerlukan pemahaman lebih lanjut (tersirat). Apabila penonton menyaksikan drama dengan teliti, dia dapat menangkap pesan atau nilai-nilai moral tersebut. Amanat akan lebih mudah ditangkap jika drama tersebut dipentaskan.
Perhatikan penggalan teks drama berikut ini.
Tema kutipan teks drama di atas adalah tentang persahabatan tiga orang, yaitu Fani, Gina, dan Hana. Tema dalam sebuah cerita, baik novel, maupun drama, tidak semua seperti contoh di atas yang langsung diungkapkan oleh pengarang. Namun, lebih banyak tema sebuah cerita dapat ditentukan setelah membaca keseluruhan cerita
Pada kutipan di atas, amanat petikan drama tersebut diungkapkan secara tersurat oleh pengarang, yaitu ”Kreativitas harus dibangkitkan.”
|
| |
| |
Langkah Menulis Drama |
1. Menentukan Tema
Tema merupakan unsur yang sangat penting dalam penulisan naskah, baik puisi, prosa, maupun drama. Tema merupakan gagasan pokok yang terkandung di dalam drama. Tema dikembangkan melalui alur dramatik melalui dialog tokoh-tokohnya. Tema drama misalnya kehidupan, persahabatan, kesedihan, dan kesedihan.
Kriteria tema yang baik yaitu:
- Aktual
Aktual dapat diartikan dengan kejadian yang benar-benar terjadi atau sesuai dengan kenyataan.
- Tidak menyinggung SARA
SARA adalah kependekan dari suku, agama, ras, dan antargolongan. Artinya, tema sebuah karya sastra tidak boleh menyinggung suku, agama, ras, atau antargolongan tertentu.
- Memberi suatu pengajaran/pendidikan bagi pembacanya
Tema sebuah cerita yang baik adalah yang dapat memberikan pengajaran dan pendidikan bagi pembacanya. Dengan kata lain, tema yang dipilih bukanlah tema yang tidak bermanfaat.
2. Mendata Satuan Peristiwa
Peristiwa yang kita alami sehari-hari dapat dijadikan dasar untuk menulis sebuah naskah drama. Coba pilihlah satu peristiwa yang paling berkesan atau sangat istimewa dalam kehidupanmu untuk diangkat menjadi naskah drama. Pada materi ini, kita akan mempelajari cara membuat naskah drama satu babak. Satu babak dalam naskah drama terdiri atas beberapa adegan. Perhatikan bagan di bawah ini
Pada bagan di atas telihat bahwa sebuah drama terdiri atas beberapa babak. Babak adalah bagian besar dalam suatu drama atau lakon yang terdiri atas beberapa adegan. Adegan adalah bagian dari babak yang ditandai dengan pergantian formasi atau posisi pemain di atas pentas. Sebuah adegan terdiri atas satuan-satuan peristiwa.
Nah, kamu pun bisa membuat naskah drama satu babak dengan cara mengidentifikasi peristiwa yang pernah dialami. Lalu, susunlah menjadi satuan-satuan peristiwa. Kemudian satuan-satuan peristiwa tersebut disusun menjadi sebuah adegan. Gabungan adegan-adegan itulah yang dapat membentuk satu babak dalam drama.
3. Menyusun Sinopsis/Kerangka
Contoh identifikasi peristiwa yang umumnya pernah dialami, yaitu
- Saat pertama kali belajar naik sepeda,
- Saat menanti pengumuman kelulusan dari Sekolah Dasar,
- Saat orang tua sedang dirawat di rumah sakit.
Setelah mengidentifikasi peristiwa-peristiwa yang pernah dialami, datalah satuan-satuan peristiwa tersebut. Agar lebih jelas, perhatikan contoh satuan-satuan peristiwa berikut ini! Peristiwa yang dialami adalah ”Saat akan menerima berita kelulusan dari Sekolah Dasar”
- Aku dan teman- teman telah mengikuti ujian akhir sekolah berstandar nasional pada tanggal 12 Mei 2007.
- Kami tak sabar ingin mengetahui hasil ujian tersebut.
- Pengumuman hasil ujian tersebut masih lama, kira-kira tanggal 26 Juni 2007.
- Kami hanya bisa berdoa dan berserah diri kepada-Nya.
- Hari yang dinantikan itu pun tiba.
- Pagi itu, 26 Juni 2007, aku terus memohon kepada-Nya agar aku dan teman-temanku lulus dari SD.
- Ternyata aku lulus. Semua temanku juga lulus. Senangnya hatiku.
Nah, sekarang satuan-satuan peristiwa tersebut telah menjadi kerangka dasar. Setelah langkah ini, satuan-satuan peristiwa tersebut dapat dibuat menjadi sebuah sinopsis.
Data satuan peristiwa yang sudah disusun kemudian dikembangkan menjadi sinopsis atau kerangka naskah yang selanjutnya disusun menjadi naskah drama satu babak. Setiap karangan biasanya terdiri atas tiga bagian struktur pokok atau kerangka karangan, yaitu :
- Pendahuluan
Bagian pendahuluan adalah bagian yang menjelaskan tema yang akan diterangkan pada karya tulis tersebut secara padat, jelas, dan ringkas kepada para pembaca.
- Puncak/Klimaks.
Bagian klimaks adalah bagian yang memunculkan konflik cerita yang terjadi di antara tokoh-tokoh. Kejadian dalam konflik bisa bermacam-macam bentuknya mulai dari yang ringan sampai yang rumit,
- Penyelesaian
Bagian Penyelesaian adalah bagian yang berisi jawaban penyelesaian dari konflik dalam cerita. Kesimpulan akhir cerita bisa berakhir bahagia dan bisa juga berakhir tragis.
Dari contoh data satuan peristiwa ”Saat akan menerima berita kelulusan dari Sekolah Dasar”, dapat dikembangkan sinopsis/kerangka seperti berikut ini.
Pada tanggal 12 Mei 2007 lalu aku dan teman-teman mengikuti ujian akhir sekolah berstandar nasional di SD Negeri 345, Jakarta. Ujian itu berlangsung selama tujuh hari, dari hari Senin hingga Jumat. Sekarang aku dan teman-teman sedang menunggu pengumuman kelulusan itu. Kami tak sabar ingin mengetahui hasil ujian tersebut. Hal ini wajar karena pengumuman hasil ujian tersebut masih lama, kira-kira tanggal 26 Juni 2007. Meskipun aku dan teman-teman sudah berusaha sebaik mungkin mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian tersebut, tetap saja kami merasa tidak tenang. Kami hanya bisa berdoa dan berserah diri kepada-Nya. Hingga hari yang dinantikan itu pun tiba. Pagi itu, 26 Juni 2007, aku terus memohon kepada-Nya agar aku dan teman-temanku lulus dari SD. Oh, betapa senangnya hatiku karena aku lulus ujian, juga teman-temanku.
Sinopsis di atas terbagi atas tiga bagian, yaitu pendahuluan pada kalimat yang tercetak biru, puncak atau klimaks pada kalimat yang tercetak merah, dan penyelesaian pada kalimat yang tercetak hijau.
4. Mengembangkan Sinopsis Menjadi Naskah Satu Babak
Tiga langkah menulis drama telah dilakukan, yaitu menentukan tema, mendata satuan peristiwa, dan menyusun data satuan peristiwa tersebut menjadi sebuah naskah drama satu babak. Berikut ini adalah contoh penggalan naskah drama satu babak yang dibuat berdasarkan sinopsis/kerangka di atas.
Nah, kamu bisa melanjutkan naskah drama tersebut hingga menjadi naskah drama satu babak.
|
| |
Menyunting Naskah Drama |
1. Memperbaiki Kesalahan Latar/Setting
Perhatikan penggalan teks drama berikut ini!
Ada beberapa kesalahan pada latar/setting drama pada penggalan teks drama di atas. Agar kamu lebih memahami kesalahan-kesalahan yang terdapat pada latar/setting, bandingkanlah teks drama di atas dengan teks drama yang ada di halaman berikut yang tidak sesuai dengan latar cerita secara keseluruhan. Latar yang tidak sesuai tersebut dicetak berwarna merah.
Kesalahan latar/setting pada penggalan teks drama di atas dapat diperbaiki seperti contoh berikut ini !
2. Memperbaiki Kesalahan Petunjuk Laku
Perhatikan penggalan teks drama berikut!
Ada beberapa kesalahan pada latar/setting drama pada penggalan teks drama di atas. Agar kamu lebih memahami kesalahan-kesalahan yang terdapat pada latar/setting, bandingkanlah teks drama di atas dengan teks drama yang ada di halaman berikutnya yang tidak sesuai dengan latar cerita secara keseluruhan. Latar yang tidak sesuai tersebut dicetak berwarna merah.
Kesalahan petunjuk laku pada penggalan teks drama di atas dapat diperbaiki seperti contoh berikut ini.
3. Memperbaiki Kesalahan Teknik Penulisan
Dalam menuliskan sebuah naskah drama, teks tersebut perlu dilengkapi dengan hal-hal yang berhubungan dengan teknik penulisan. Nah, sebelum kamu melihat contoh teks drama yang ditulis dengan benar, ada beberapa aturan dalam penulisan naskah drama, yaitu:
- Kalimat dalam naskah drama berupa kalimat langsung,
- Sebelum petikan langsung diawali dengan penulisan titik dua ( : ),
- Keterangan atau cara memerankan atau ekspresi tokoh ditulis di antara tanda kurung dan ditulis dengan huruf kecil berupa titik atau berawal huruf besar tanpa titik,
- Deskripsi tempat dan suasana ditulis seperti kalimat pada umumnya,
- Percakapan tokoh ditulis sesudah tanda titik dua ( : ) dan nama pelaku,
- Gerak dan laku pelaku ditulis lengkap dalam tanda kurung (...) agar berbeda dengan dialog, gerak, dan laku ditulis miring, dan
- Apabila ada kata yang dihilangkan atau untuk memperpanjang ucapan dapat digunakan tanda titik tiga kali.
Perhatikan petikan teks drama berikut!
|
| |
| |
0 komentar:
Posting Komentar