Kompetensi | |||||||||
Kompetensi Dasar
| |||||||||
Pengertian Paragraf Naratif | |||||||||
Anda pasti pernah menuliskan kalimat dalam beberapa paragraf. Akan tetapi, tahukah Anda jenis paragraf yang Anda tulis tersebut? Berdasarkan jenisnya paragraf dibedakan menjadi paragraf naratif, deskriptif, ekspositif, argumentatif, dan persuasif. Nah, apakah paragraf yang Anda tulis berupa cerita yang dikisahkan secara berurutan? Misalnya, ada tokohnya, ada tempatnya, ada urutan waktunya (kronologis)? Apabila ya, maka paragraf tersebut termasuk paragraf naratif. Jadi, paragraf naratif adalah paragraf berbentuk cerita atau kisahan yang disusun secara kronologis (menurut urutan waktu) sehingga menjadi suatu rangkaian. Dalam paragraf naratif, kita harus bisa menghadirkan tulisan yang membawa pembaca pada petualangan seperti yang kita alami. Dengan demikian, para pembaca akan merasakan urutan waktu yang digambarkan dalam tulisan. Urutan waktu yang diisi dengan berbagai kegiatan tersebut akan menghasilkan tulisan naratif yang menarik untuk dibaca. Tulisan naratif bertujuan menjelaskan sesuatu dalam bentuk kisahan. Hal yang dijelaskan dapat berupa kejadian yang sesungguhnya maupun kejadian rekaan (fiktif). Paragraf yang dituliskan berdasarkan rekaan atau khayalan (tulisan fiktif) disebut dengan paragraf narasi sugestif. Paragraf yang dituliskan berdasarkan kenyataan atau pengalaman disebut paragraf narasi ekspositoris. | |||||||||
| |||||||||
Topik Paragraf Naratif | |||||||||
Topik mengenai apa saja dapat kita kembangkan menjadi paragraf naratif asalkan prinsip-prinsip dalam penulisan paragraf naratif kita perhatikan, yaitu ada tokoh pengisi cerita, merangkaikan peristiwa dalam cerita, cerita disajikan sesuai dengan urutan waktu dan kejadian, cerita memiliki latar (setting) yang digambarkan dengan jelas, mempunyai jalan cerita (alur). Misal: Keadaan Aryo. Nah, Anda dapat membuat narasi dengan topik itu. Nanti Anda mencoba mengembangkan. Cermatilah topik-topik berikut! Contoh topik paragraf naratif
Contoh topik yang tidak dapat dikembangkan menjadi paragraf naratif:
| |||||||||
Menulis Paragraf Naratif | |||||||||
Jika ingin menulis paragraf naratif, Anda perlu memperhatikan langkah-langkah berikut.
Topik : Keadaan Aryo Kerangka topik
Aryo adalah mahasiswa Fakultas Pertanian IPB tahun ke –5, saat ini ia sedang menyusun skripsi. Karena biaya untuk menulis skripsi tidak ada, ia melamar ke perusahaan permen. Sungguh sangat beruntung, ia diterima di perusahaan tersebut. Gajinya cukup besar di samping itu ia mendapat fasilitas yang cukup menarik. Ayahnya sudah pensiun tahun lalu sehingga kesulitan dalam membiayai pendidikan anak-anaknya. Adiknya yang mau masuk perguruan tinggi menjadi tanggung jawab Aryo. Ia menyusun skripsinya sambil bekerja. Memang Aryo adalah anak yang cerdas dan murah hati. | |||||||||
Menyunting Paragraf | |||||||||
Hal-hal yang perlu Anda perhatikan pada saat menyunting paragraf adalah
R.A Kartini dilahirkan pada tanggal 21-4-1879 di Mayong Kabupaten Jepara. Ia puteri yang kelima dari Bupati Jepara, R.M. Adipati Sosroningrat. Saudara Kartini berjumlah 11 orang, lima orang puteri dan enam orang putera. Ketika Kartini berumur 7 tahun, ia dimasukkan oleh orang tuanya ke sekolah kelas dua Belanda di kota Jepara. Penjelasan Penulisan tanggal 21 -4-1879 seharusnya 21 April 1879. Penulisan 11 orang seharusnya sebelas orang. Penulisan 7 tahun seharusnya tujuh tahun. | |||||||||
Unsur Intrinsik Drama | |||||||||
Kerangka karangan
| |||||||||
Kata penghubung | |||||||||
Ketika membuat paragraf, tentu Anda memerlukan kata penghubung. Kata penghubung tersebut ada yang berfungsi menghubungkan kata dengan kata, kata dengan kelompok kata, kelompok kata dengan kelompok kata, kalimat dengan kalimat, dan paragraf dengan paragraf. Kata penghubung dibedakan atas
Contoh: Pada suatu hari Kusno sakit kepala. Ia tahu, bahwa sakit kepala itu segera akan hilang, jika ia dapat mengisi perutnya. Dua hari dua malam tak ada lain yang dimakannya selain daun-daun kayu. Ada terlayang dipikirannya untuk menjual celana 1001 itu, guna membeli sekedar makanan yang pantas dimakan manusia. Akan tetapi, lekas dibuangnya pikiran itu. Jikacelana itu dijualnya, perutnya kenyang buat beberapa detik, tetapi sesudah itu dengan apa akan ditutupnya auratnya? Sekali pula ada niatnya untuk mencuri barang orang lain, tapi Tuhan berkata, jauhi dirimu dari curi mencuri dan keluarga Kusno turun-temurun takut kepada Tuhan itu, sungguh pun belum pernah dilihatnya. Begitulah Kusno tidak menjual celana, tidak mencuri, sering sakit kepala dan hidup dengan daun-daun kayu. Akan tetapi, ia hidup terus sengsara memang, tapi hidup dengan bangga. ...
(Kisah Sebuah Celana Pendek, Idrus)
| |||||||||
Sumber : http://belajar.kemdiknas.go.id/
0 komentar:
Posting Komentar